Jadi petani?... Ah... masa saya harus jadi petani, bercita-cita itu misalnya jadi konglomerat, dipastikan hidup tidak akan susah dengan kekayaan yang melimpah, segala keinginan bisa terpenuhi. Jadi petani? ... dipastikan akan bergumul di ladang dengan berlepotkan tanah, mencangkul, kepanasan dan kehujanan serta apakah bisa dengan bertani dapat menafkahi istri dan anak serta hidup layak dapat menyekolahkan anak sampai ke perguruan tinggi. Itulah segelintir keresahan saya menjelang pensiun dari Pegawai Negeri Sipil (PNS). Apa yang harus saya lakukan kelak pensiun nanti agar terus dapat menafkahi anak dan istri.
Banyak pelajaran dari orang-orang yang telah menjalani pensiunan, kebanyakan mereka bingung apa yang hendak diperbuat. Setelah pensiun baru memikirkan kegiatan apa yang akan dilakukan, sedangkan usia sudah hampir memasuki 60 tahun dan tenaga sudah dipastikan terus kerkurang, juga yang tidak kalah penting adalah dana, kegiatan usaha sekecil apapun sudah dipastikan memerlukan dana. Apakah sudah dipersiapkan jauh sebelumnya, kebanyakan mereka belum mempersiapkan apalagi seorang PNS jangankan menyisakan gaji untuk ditabung, untuk keperluan sehari-hari saja kebanyakan tidak mencukupi. Bahkan ada yang mengandalkan pada anaknya "Saya pensiun nanti, anak saya kan udah bekerja".
Jadi petani!... Apa yang ada dibenak sebelumnya memang benar adanya, saya harus bergumul dengan tanah, mencangkul, merawat tanaman, membawa hasilnya ke pasar, berpanas-panasan dan adakalanya kehujanan. Ini sebuah keputusan yang pada awalnya berat namun setelah dilakoni ternyata "kenapa tidak dari dulu jadi pertani", memang hasil dari bertani tidak bisa disamakan dengan penghasilan seorang konglomerat yang bisa terpenuhi segala keinginannya. Akan tetapi ada hasil yang tidak dapat diukur dengan uang adalah suatu kebanggaan tersendiri yang telah saya dapatkan yakni berhasil memberikan lapangan pekerjaan kepada para buruh tani, yang pada akhirnya memberikan nafkah para buruh tani itu sendiri beserta sanak keluarganya.
Jadilah petani... Diawali dengan kekhawatiran yang mendalam, sekarang justru menjadikan motivasi yang sangat kuat untuk terus menggeluti dunia pertanian. Memimpikan suatu saat kelak memiliki perkebunan yang luas, dapat menyerap tenaga kerja atau buruh sebanyak-banyaknya sekaligus dapat mensejahterakan buruh tani serta para sanak keluarganya, dan yang tidak kalah penting dapat bersaing dengan produk-produk luar/impor.
Jadilah petani... Indah sekali bila kita melihat hamparan tanaman pepaya yang serba hijau, buah yang lebat-lebat dan udara sejuk yang jauh dari polusi, yang sebelumnya saya lihat hanyalah hampara hutan beton yang menjulang tinggi dan pemandangan kemacetan lalulintas di seluruh pelosok ibu kota. Kini dengan bertani menjadi suatu kebanggan dan menjadi pekerjaan yang menyenangkan, dikelilingi oleh pemandangan alam pegunungan yang serba hijau yang menyejukkan dan bercengrama dengan para buruh tani meskipun berpeluh dengan keringat, anak-anak saya riang bermain di kebun.
Namun... Sangat disayangkan petani masih saja sering dinomorterakhirkan duakan dalam berbagai hal. Celakanya lagi minat kaum muda memasuki perguruan tinggi di bidang pertanian dari tahun-ketahun terus merosot, telah hilangnya daya tarik pendidikan pertanian. Tidak heran bila hasil pertanian kita bisa dikalahkan dengan hasil pertanian negara lain baik dari segi harga maupun mutu. Demikian pula perhatian pemerintah terhadap petani yang kurang dan hanya dijadikan komoditas politik semata.
Inilah salah satu impian dan tantangan saya kedepan, saya harus lebih dapat lebih banyak lagi memberikan peluang lapangan pekerjaan sebesar-besarnya baik buruh tani, pedagang buah-buahan dan menjadikan produk pertanian kita unggul dalam segala hal.
Nah...... Siapkah Anda jadi petani!? kenapa takut.
Banyak pelajaran dari orang-orang yang telah menjalani pensiunan, kebanyakan mereka bingung apa yang hendak diperbuat. Setelah pensiun baru memikirkan kegiatan apa yang akan dilakukan, sedangkan usia sudah hampir memasuki 60 tahun dan tenaga sudah dipastikan terus kerkurang, juga yang tidak kalah penting adalah dana, kegiatan usaha sekecil apapun sudah dipastikan memerlukan dana. Apakah sudah dipersiapkan jauh sebelumnya, kebanyakan mereka belum mempersiapkan apalagi seorang PNS jangankan menyisakan gaji untuk ditabung, untuk keperluan sehari-hari saja kebanyakan tidak mencukupi. Bahkan ada yang mengandalkan pada anaknya "Saya pensiun nanti, anak saya kan udah bekerja".
Jadi petani!... Apa yang ada dibenak sebelumnya memang benar adanya, saya harus bergumul dengan tanah, mencangkul, merawat tanaman, membawa hasilnya ke pasar, berpanas-panasan dan adakalanya kehujanan. Ini sebuah keputusan yang pada awalnya berat namun setelah dilakoni ternyata "kenapa tidak dari dulu jadi pertani", memang hasil dari bertani tidak bisa disamakan dengan penghasilan seorang konglomerat yang bisa terpenuhi segala keinginannya. Akan tetapi ada hasil yang tidak dapat diukur dengan uang adalah suatu kebanggaan tersendiri yang telah saya dapatkan yakni berhasil memberikan lapangan pekerjaan kepada para buruh tani, yang pada akhirnya memberikan nafkah para buruh tani itu sendiri beserta sanak keluarganya.
Jadilah petani... Diawali dengan kekhawatiran yang mendalam, sekarang justru menjadikan motivasi yang sangat kuat untuk terus menggeluti dunia pertanian. Memimpikan suatu saat kelak memiliki perkebunan yang luas, dapat menyerap tenaga kerja atau buruh sebanyak-banyaknya sekaligus dapat mensejahterakan buruh tani serta para sanak keluarganya, dan yang tidak kalah penting dapat bersaing dengan produk-produk luar/impor.
Jadilah petani... Indah sekali bila kita melihat hamparan tanaman pepaya yang serba hijau, buah yang lebat-lebat dan udara sejuk yang jauh dari polusi, yang sebelumnya saya lihat hanyalah hampara hutan beton yang menjulang tinggi dan pemandangan kemacetan lalulintas di seluruh pelosok ibu kota. Kini dengan bertani menjadi suatu kebanggan dan menjadi pekerjaan yang menyenangkan, dikelilingi oleh pemandangan alam pegunungan yang serba hijau yang menyejukkan dan bercengrama dengan para buruh tani meskipun berpeluh dengan keringat, anak-anak saya riang bermain di kebun.
Namun... Sangat disayangkan petani masih saja sering dinomor
Inilah salah satu impian dan tantangan saya kedepan, saya harus lebih dapat lebih banyak lagi memberikan peluang lapangan pekerjaan sebesar-besarnya baik buruh tani, pedagang buah-buahan dan menjadikan produk pertanian kita unggul dalam segala hal.
Nah...... Siapkah Anda jadi petani!? kenapa takut.
sumber: http://blog.agroprima.com