Saturday, November 29, 2008

Menjadi Angan2

Bermula dari hanya ingin memperkenalkan kepada seluruh masyarakat melalui dunia maya dengan membuat blog, bahwa saya berusaha tegar menjelang pensiun dari PNS dengan mencoba membudidayakan buah2an khususnya pepaya. Dengan harapan melalui blog saya dapat menggali ilmu dari mereka2 yang telah jauh berpengalaman, disamping hal itu untuk menyampaikan kepada masyarakat di dunia maya bahwa betapa pentingnya mengkonsumsi buah2an disamping sebagai makanan juga banyaknya kandungan yang dimiliki buah2an bermanfaat untuk kesehatan, kebugaran, juga sebagai penyembuhan terhadap beberapa penyakit. Serta yang tidak kalah penting dapat dijadikan tambahan penghasilan dan bahkan bila dikelola dengan baik tidak mustahil akan menjadi usaha yang besar agroindustri/agrobisnis.


Seiring berjalannya waktu blog ini telah berusia memasuki tahun kedua tentu usia yang masih sangat muda dan demikian pula usaha berkebun pepaya kami masih relatif berskala kecil. Dengan usia yang masih relatif muda tanpa diduga cukup banyak respon yang kami terima baik melalui: email, komentar pada tulisan2 kami, dan melalui pesan singkat (SMS) serta ada yang langsung menguhungi kami melalui telepon atau HP.

Ternyata responnya pun datang beragam dari berbagai usia juga dari berbagai kalangan seperti pelajar, mahasiswa, karyawan pemerintah, swasta bahkan ibu rumah tangga. Bagaimana terhadap ungkapan dari mereka-mereka juga sangat beragam, misalnya, dari ada yang meminta saran dia sebagai pengelola pesantren ingin memberdayakan santrinya membudidayakan buahu-buahan, ada yang awalnya sedikit putus asa menghadapi pensiun setelah melihat blog kami justru kini bersemangat ingin segera pensiun, ada pula mahasiswa yang berkeinginan kuliah kerja lapangan, ada pula yang ingin memdalami studinya untuk untuk jenjang S2, juga ada pula ibu rumah tangga yang berkeinginan berjualan buah-buahan, banyak yang memiliki lahan2 bingun akan dimanfaatkan untuk apa ada yang ingin membudidayakan sendiri tetapi tidak tau caranya serta apakan cocok lahan yang ia miliki dan masih banyak lagi respon-respon yang kami terima tentu terlalu panjan bila kami muat disini.

Kami berpikir sejenak.... mungkinkah mereka-mereka kami persatukan dari mulai anak2 muda yang berkeinginan keras untuk terjun di dunia agribisnis dan mahasiswa yang sarat dengan ilmu pengetahuan dibidang khususnya pertanian serta para pedagang yang telah banyak mengetahui pola, sistem dan pangsa pasar serta perilaku atau tataniaga buah dan sayuran dan yang cukup penting lagi adalah mereka-mereka yang memiliki kepedulian cukup tinggi atas nasib agricultur kita serta memilki cukup dana, semua ini untuk dipadukan membuat suatu kegiatan dengan mata rantai yang tak terputus mulai dari proses pra produksi, produksi, pemeliharaan, pengembangan, hingga pemasaran dan pendanaan.

Kembali ke laptop, eh.... ke niat awal, mungkinkah ini terwujud dan akhirnya menjadi angan2 yang harapanya dapat terwujud.....?

Semua kembali kepada pengunjung blog kami, bila kita memiliki komitmen yang sama maka tidak ada salahnya mari kita coba galang potensi diri kita masing2 untuk kita sinergikan dan rintisnya, siapa tau......?

Kami tunggu.
Read more ........

Wednesday, November 26, 2008

Menghianati Agrikultur

Saya paling suka baca SK Kompas pada kolom Opini, terutama yang berkaitan dengan agrikultur atau agribisnis, karena saya sedang mencoba jadi petani. Seperti beberapa hari yg lalu opini tentang pembangunan jalan bebas hambatan di P. Jawa. Hari ini Opini Kompas Cetak memuat tentang Menyehatkan Pertanian Kita oleh Fadel Muhammad, Gubernur Gorontalo.


Mudah2an saja tulisannnya dapat menyadarkan para pembuat kebijakan di sektor pertanian. Namun dikatakan olehnya "Mengapa ini tidak dilakukan dalam sekala lebih luas?" Menurut saya sebagai seorang Gubernur pertanyaan itu harusnya dijawab sendiri. Dia kan sebagai penguasa daerah, dia sebagai pembuat kebijakan. Kalau daeranya berhasil dengan meningkatkan produksi pertaniannya dan berhasil meningkatkan kesejahteraan petani, langsung lakukan yang terbaik untuk dunia pertanian kita. Mari kita sama2 tingkatkan dengan skala yang lebih luas dan saya akan dukung. Tapi........

Tapi......, jangan hanya menjadi komoditas politik menjelang 2009, petani ya petani sampai kapanpun tetap petani.
Read more ........

Thursday, November 20, 2008

Suara Petani

Baru selesai saya baca kompas cetak, denyut jantung saya jadi berubah tinggi. Bagaimana tidak, setelah membaca tulisan Deden Rukmana yang katanya Sebagai Koordinator Program Pasca Sarjana Studi dan Perencanaan Kota di Savannah State University, Amerika Serikat, naik denyut jantung saya. Tulisan lengkapnya bisa di baca disini kompas cetak kolom Opini. Hanya karena dia studi di LN, wah pikirannya cemerlang sehingga layak dimuat. he.. he.. ketawa sinis saya. Kok seorang cendikiawan berpikirnya begitu ya.


Kenapa saya jadi sewot!!

Dia tidak melihat kenyataan, saya ini petani juga pedagang buah, khususnya pepaya. Sudah sering dan banyak kerugian yang saya derita akibat buruknya sarana transportasi. Sdr Denen tidak mengalami langsung anda hanya teks book di bangku sekolah di Amrik (keren!! apapun tulisannnya pasti dimuat oleh kompas), saya hanya petani di kebun dengan berlumurkan tanah dan di pasar dengan aroma avon yg semerbak sampe ralut malam,

Sdr Deden,... pepaya saya telat 2-3 jam saja sampe jakarta hampir dipastikan saya rugi 6-7 juta (1 truk isi 5 ton),

Saya angkut dari Banyuwangi ke pasar jkt (Kramat Jati, Bekasi, Pulo Gadung, Kb. Lama) dan sering terjadi perlambatan spt disidoarjo, atau pada saat masuk kota2.

Apa akan begini terus sarana transportasi kita, anda tidak setuju dibangun jalan tol, oke! alternatifnya kereta api? ga semua komoditi bisa diangkut dgn kereta api. Sementara saya stop kirim ke Jkt. lebih banyak rigu ketimbang untung, Kerugiannya yaitu pada sisi ketepatan waktu karena sarana jalan yg buruk.

Ini dari segi komoditi yg saya lakukan langsung dan saya plototin, Keluhan juga disampaikan oleh kawan2 saya yg membawa/jual buah dan sayuran. Sdr mengusulkan dgn sarana kreta api. Beberapa Buah perlu perlakuan khusus spt Pepaya mulai di petik ga bisa dipindah2kan begitu saja hrs langsung segera sampai konsumen/pasar. Disamping itu buah umumnya mempunyai umur simpan yg relatif pendek, Sdr. Deden... 1 hr perjalanan, pepaya dipetik menggel sampe jakarta mateng, kalo telat sampe Jkt busuk, mau sdr menanggung kerugian. he.. he..

Drs Deden mungkin kalo komoditi non pertanian bisa menggunakan sarana kerata api.

Kepada kompas cetak, maaf kalo saya salah maklum saya petani, Orang yg berpendidikan tinggi/dendikiawan spt. Dr, Prof apa lagi dr LN memang layak dimuat tulisannya apalagi di SK terbesar di Ind paling tidak cukup besar pengaruhnya terhadap pembuat kebijakan.

Kalo karena hanya dipermaslahkan hilangnya lahan2 produktif di Jawa, masih banyak kok lahan tidur yg potensial di luar jawa bahkan lebih bagus dari jawa, katanya.

Sdr. Deden kalau anda ke Jakarta, yuk kita sama2 dagang pepaya. Anda liat dan angkut dari Banyuwangi Ke Jakarta memakan waktu 24-25 jam. Enak pepaya saya pepaya Bangkok/Thailand.

Ini saya muat juga di Forum Kompas
Read more ........

Wednesday, November 5, 2008

Definition of Agribusiness

David and Goldberg (1957)
Agribusiness is the sum total of all operations involved in the manufacture and distribution of farm supplies; production activities on the farm; and storage, processing and distribution of farm commodities and items made from them.

Beierlein and Woolverton (1991)
Agribusiness includes not only those that farm the land but also the people and firms that provide inputs (e.g, milk, grain, meat), manufacture the food products (e.g., ice cream, bread, breakfast cereals), and transport and sell the food products to consumers (e.g., restaurants, supermarkets).

The food and fiber syatem is increasingly being refered to as agribusiness.

Schaffner, Schoder and Earle (1998)
The food syatem includes supplies of farm inputs, agricultural producers, suppliers of fish and game, producers of fermentation products, packaging suppliers, processors and manufacturers, commodity merchants, wholesalers, food retailers, restaurants, institutions, and facilitating industries, such as transport, finance and future markets.

source: Bahan Perkuliahan PPMB IPB




Read more ........