Menjelang pensiun pikiran banyak di pengaruhi rasa berbagai kehawatiran, apa yang dapat saya berikan kepada anak dan istri dengan uang pensiun yang minim sebagai PNS, ini bukan berarti tidak berterima kasih kepada Pemerintah yang masih memberikan apresiasi sebagai PNS dengan uang pensiunnya.
Juga apa yang dapat dikerjakan setelah tidak bekerja yang biasa rutin mengerjakan sesuatu pekerjaan mulai Senin sampai dengan Jumat dari pukul 08.00 sampai dengan 16.00. Nanti setelah tidak bekerja lagi hari-hari akan dihabiskan dirumah terus: pagi, siang, sore, malem, terus berganti, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu, Januari sampai Januari tahun berikutnya, dst, dst. Atau, Agar tidak bosan jalan-jalan mengunjungi kerabat, saudara, anak, mertua dll. Atau mengerjakan sesuatu untuk mendekatkan diri kepada sang Pencipta, atau melakukan aksi sosial dengan bergabung dengan lembaga sosial, LSM, dll. Yang tidak kalah penting masih kuatkah kita baik pikiran maupun tenaga kelak nanti.
Memang selayaknya jauh sebelum memasukin usia pensiun perlu dilakukan upaya-upaya persiapan agar tidak menjadi beban pemikiran ditambah lagi dengan usia yang sudah memasuki 56 tahun dimana umumnya tenaga dan pikiran yang sudah menurun. Saya mengamati (ini perlu penelitian atau barang kali sudah ada hasil penelitiannya) diusia sekitar 50 tahun orang yang mau terus menggunakan otaknya untuk berpikir segala hal yang positif bahkan melipatgandakannya untuk memberdayakan otak dan fisiknya, sepenglihatan saya orang itu nanti dimasa usia pensiun dia tidak akan "loyo" dia justru akan tetap enerjik bahkan banyak inovasi-inovasi yang positif dikeluarkan. Sering kita lihat orang yang telah pensiun dia tidak bergairah alias nunggu ajal atau mendekatkan diri kepada Tuhan sang pencipta. Mendekatkan diri kepada Tuhan itu memang dianjurkan dan itu kewajiban sebagai umat yang beragama bahkan dari sejak usia dini atau akil baliq. Yang menjadi pertanyaan diusia pensiun apakan hanya melulu bersujut kepada Tuhan tapi tidak ada usaha sedikit pun atau kegiatan lain, saya yakin Tuhan pasti marah.
Kebetulan disaan saya memulis tulisan ini, saya membaca di Surat Kabar Kompas Jumat tanggal 5 Oktober 2007 halaman 21 saya baca tulisan "Optimisme Orang Kaya" ada hal menarik yang saya baca yaitu "Di Indonesia rata-rata masyarakat ingin pensiun diusia 50 tahun, tetapi umumnya mereka baru memulai membuat perencanaan persiapan pensiun pada usia 49 tahun. Berbeda dengan masyarakat di Singapura, mereka mulai menyiapkan masa pensiunnya diusia 33 tahun dengan target pensiun pada usia 60 tahun".
Pertanyaan kepada diri saya sendiri, apa yang akan dilakukan menjelang pensiun nanti, jawabnya ............... "Aku pilih jadi petani"
Thursday, November 1, 2007
Berkebun Pepaya
Label:
agribisnis
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment