Baru selesai saya baca kompas cetak, denyut jantung saya jadi berubah tinggi. Bagaimana tidak, setelah membaca tulisan Deden Rukmana yang katanya Sebagai Koordinator Program Pasca Sarjana Studi dan Perencanaan Kota di Savannah State University, Amerika Serikat, naik denyut jantung saya. Tulisan lengkapnya bisa di baca disini kompas cetak kolom Opini. Hanya karena dia studi di LN, wah pikirannya cemerlang sehingga layak dimuat. he.. he.. ketawa sinis saya. Kok seorang cendikiawan berpikirnya begitu ya.
Kenapa saya jadi sewot!!
Dia tidak melihat kenyataan, saya ini petani juga pedagang buah, khususnya pepaya. Sudah sering dan banyak kerugian yang saya derita akibat buruknya sarana transportasi. Sdr Denen tidak mengalami langsung anda hanya teks book di bangku sekolah di Amrik (keren!! apapun tulisannnya pasti dimuat oleh kompas), saya hanya petani di kebun dengan berlumurkan tanah dan di pasar dengan aroma avon yg semerbak sampe ralut malam,
Sdr Deden,... pepaya saya telat 2-3 jam saja sampe jakarta hampir dipastikan saya rugi 6-7 juta (1 truk isi 5 ton),
Saya angkut dari Banyuwangi ke pasar jkt (Kramat Jati, Bekasi, Pulo Gadung, Kb. Lama) dan sering terjadi perlambatan spt disidoarjo, atau pada saat masuk kota2.
Apa akan begini terus sarana transportasi kita, anda tidak setuju dibangun jalan tol, oke! alternatifnya kereta api? ga semua komoditi bisa diangkut dgn kereta api. Sementara saya stop kirim ke Jkt. lebih banyak rigu ketimbang untung, Kerugiannya yaitu pada sisi ketepatan waktu karena sarana jalan yg buruk.
Ini dari segi komoditi yg saya lakukan langsung dan saya plototin, Keluhan juga disampaikan oleh kawan2 saya yg membawa/jual buah dan sayuran. Sdr mengusulkan dgn sarana kreta api. Beberapa Buah perlu perlakuan khusus spt Pepaya mulai di petik ga bisa dipindah2kan begitu saja hrs langsung segera sampai konsumen/pasar. Disamping itu buah umumnya mempunyai umur simpan yg relatif pendek, Sdr. Deden... 1 hr perjalanan, pepaya dipetik menggel sampe jakarta mateng, kalo telat sampe Jkt busuk, mau sdr menanggung kerugian. he.. he..
Drs Deden mungkin kalo komoditi non pertanian bisa menggunakan sarana kerata api.
Kepada kompas cetak, maaf kalo saya salah maklum saya petani, Orang yg berpendidikan tinggi/dendikiawan spt. Dr, Prof apa lagi dr LN memang layak dimuat tulisannya apalagi di SK terbesar di Ind paling tidak cukup besar pengaruhnya terhadap pembuat kebijakan.
Kalo karena hanya dipermaslahkan hilangnya lahan2 produktif di Jawa, masih banyak kok lahan tidur yg potensial di luar jawa bahkan lebih bagus dari jawa, katanya.
Sdr. Deden kalau anda ke Jakarta, yuk kita sama2 dagang pepaya. Anda liat dan angkut dari Banyuwangi Ke Jakarta memakan waktu 24-25 jam. Enak pepaya saya pepaya Bangkok/Thailand.
Ini saya muat juga di Forum Kompas
Thursday, November 20, 2008
Suara Petani
Label:
agribisnis
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment